Kompang Al Muhajirin Pakning Asal Lantang berbunyi, Cik Agus: Mari bersama lestarikan budaya melayu

$rows[judul] Keterangan Gambar : Kompang Almuhajirin di Desa Pakning Asal melakukan latihan kompang bersama generasi muda.

Laporan: Andhika

SUNGAI PAKNING- Guna menjaga dan melestarikan  budaya melayu yang mulai usang digerus oleh pengaruh budaya asing, kini Kompang Al-Muhajirin lantang berbunyi di Desa Pakning Asal Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. 

Pantauan media, Kompang Al Muhajirin ini masih dikatakan baru 3 tahun berdiri di Desa Pakning Asal. Dan kononnya, ternyata kompang ini merupakan generasi penerus dari Kompang yang ternama terdahulu yakni "Kompang Baharum".

Hal ini disampaikan oleh Cik Agus selaku anak kandung Almarhum Baharum saat di jumpai awak media, Rabu 7 Agustus 2024.

"Alhamdulillah, kompang almuhajirin ini merupakan generasi penerus dalam melestarikan budaya melayu terutama di desa pakning asal. Dan kompang ini juga sebagai penerus kompang almarhum ayahanda saya, sempat ternama pada masannya, " kata Cik Agus sembari tersenyum, mengenang ayahandanya. 

Ia mengaku senang jika masih ada generasi muda yang datang untuk belajar membuat dan memainkan kompang. Dengan tangan terbuka Ia mengundang  khususnya generasi muda untuk belajar bersama kesenian kompang di kediamannya.

"Malam ini kita belajar kompang  bersama adik adik generasi muda pakning asal di kediaman orang tua saya. Dan bagi anak anak muda yang berada di desa ini, bergabunglah bersama kita. " ujarnya. 

Menurut Cik Agus, kompang ini merupakan alat musik tradisional yang di miliki. Dan keberadaannya harus tetap dilestarikan, tidak boleh hilang ditelan zaman. 

"Harapan saya kompang ini tetap ada sampai kapan pun, oleh karena itu saya tidak bosan bosannya mengajak kepada anak anak kaula muda untuk terus belajar bersama." ungkapnya. 

Selain itu, Cik Agus juga bercerita bahwa ditempat orang tuanya juga ada gubuk pembuatan kompang. Dan juga menerima pembuatan kompang bagi yang ingin menempah. Dan untuk pembuatan kompang ini diteruskan oleh abang saya Wak ito, dimana beliau merupakan warisan ayahanda saya dalam menekuni pembuatan kompang sejak dulu. 

"Alhamdulillah, kita adik beradik sangat cinta akan budaya melayu. Salah satu bukti kecintaan kita yakni, menjaga dan melestarikan budaya melayu di tanah lancang kuning ini. " jelasnya. 

Lebih lanjut, Cik Agus juga menjelaskan, alat musik kompang juga diperkirakan berasal dari Arab dan masuk ke tanah Melayu pada masa Kesultanan Melaka oleh para pedagang India muslim melalui pesisir Selat Malaka. 

"Kompang ini sangat dibutuhkan dalam proses tradisi pernikahan Melayu, Iring-iringan penyambutan rombongan mempelai biasanya menggunakan musik kompang. Selain itu, kompang juga akan ditabuh pada acara berinai dan tepuk tepung tawar,"tutupnya.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)