Pemkab Bengkalis Akan Terus Kembangkan Objek Wisata Hutan Mangrove Tanjung Leban

$rows[judul] Keterangan Gambar : Jembatan menuju Objek Wisata Mangrove Tanjung Leban

LAKSAMANA - Pemerintah Desa Tanjung Leban Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis mengembangkan eko wisata mangrove. Mengingat daerah pesisir yang berhadapan lansung dengan Selat Melaka ini terkenal dengan deburan ombak lautnya yang tinggi menjadi perhatian Pemdes Tanjung Leban guna menangkap peluang tersebut.

"Salah satu dimensi yang kita pacu adalah wisata mangrove, untuk langkah awal program ini Pemerintah Tanjung Leban sudah mengembangkan di atas lahan sepuluh hektar," ujar Pj Kepala Desa Tanjung Leban Acyl Esyno, SSTP.M.Si, (25/5/2018)


Dikatakan Acil Desa Tanjung Leban memiliki potensi wisata yang menjanjikan. Terlebih secara giografis Desa ini letaknya berhadapan lansung dengab Selat Melaka. Bahkan saat kondisi cuaca cerah maka keberadaan Gunung Ledang yang berada di Malaysia sana jelas terlihat dari taman wisata mangrove Desa Tanjung Leban tersebut.

"Kita akan dorong wisata mangrove. Tahun lalu Pemdes Tanjung Leban sudah menganggarkan Rp 50 juta untuk pembangunan jembatan menuju pusat objek wisata mangrove disini, mudah – mudahan ke depan ada perhatian dari Pemkab Bengkalis melalui Disparbudpora," kata Acil lagi.


Camat Bandar Laksamana, Afrizal M.Si mengatakan bahwa wisata mangrove Desa Tanjung Leban akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari dalam maupun luar daerah.

"Sudah ada dermaga hasil bantuan Pemkab Bengkalis melalui ADD . Anggarannya sekitar Rp 50 juta, untuk membangun dermaga sepanjang 700  meter yang mengitari lokasi taman mangrove itu, untuk menunjang eko wisata mangrouve di Tanjung Leban," kata Camat Bandar Laksamana.


Menurut Afrizal  melalui objek wisata mangrove ini maka wisatawan bakal disuguhkan dengan panorama mangrove yang luas, dengan binatang-binatang langka yang dapat dijumpai disana, seperti kunang-kunang. Dengan panorma sunset di sore hari yang indah.

Camat Bandar Laksamana ini juga mengajak seluruh masyarakat diwilayah pesisir Bandar Laksamana  untuk menjaga kelestarian Mangrove.

Menurutnya, fungsi hutan Mangrove sangat penting bagi suatu kawasan terutama untuk kawasan yang berada di wilayah pesisir. Secara umum, hutan Mangrove berfungsi sebagai stabilitator ekosistem laut dan benteng bagi wilayah pantai dari hempasan gelombang air laut serta angin.

“Kecamatan Bandar Laksamana ini memiliki  wilayah yang berada di pesisir pantai, untuk itu kami mengajak masyarakat yang tinggal diwilayah pesisir untuk dapat bersama-sama menjaga kelestarian hutan Mangrove agar sumber daya alam juga tetap terjaga,” harapnya.

Selain itu, Afrizal mengatakan, bahwa hutan Mangrove juga berfungsi sebagai penahan banjir mengamankan stabilitas pantai, mencegah abrasi dan perangkap zat pencemar.

Sedangkan fungsi biologisnya, hutan Mangrove berfungsi sebagai habitat alami berbagai macam fauna serta binatang laut seperti ikan, kepiting, udang dan biota laut lainnya.

“Keberadaan hutan Mangrove ini membentuk suatu ekosistem yang kompleks dan mempunyai daya dukung yang cukup besar bagi lingkungan perairan sekitarnya,” ujarnya.

Dengan melihat pentingnya keberadaan hutan mangrove, maka harus terus dilestarikan. Salah satunya dengan mencegah meluasnya kerusakan ekosistem hutan mangrove, dan upaya ini juga dapat memulihkan kondisi perairan di wilayah pesisir yang telah rusak.(Red)

 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)