Guru dan Wartawan Bergandeng Tangan : Rp 54 Juta Mengalir untuk Korban Kebakaran Bukit Batu

$rows[judul] Keterangan Gambar : Penyerahan Santunan dari Korwil Pendidikan Bukit Batu, PGRI Bukit Batu dan Bandar Laksamana serta Forum Wartawan kepada Korban Kebakaran di Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu Bengkalis, Rabu (25/09/2025).

BENGKALIS – Api boleh saja melahap rumah-rumah warga, tapi semangat gotong royong dan kepedulian tak ikut hangus. Itulah yang tergambar dari aksi solidaritas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Bukit Batu dan Bandar Laksamana, bersama Forum Wartawan Bukit Batu, yang berhasil menghimpun donasi Rp 54.371.000 untuk enam keluarga korban kebakaran di Dusun Bukit Batu, Desa Bukit Batu, Kecamatan Bukit Batu.


Penyerahan bantuan dilakukan di posko kebakaran, Rabu (24/9/2025). Ketua PGRI Bukit Batu, Dunny Duvira, secara langsung menyerahkan bantuan tersebut kepada Kepala Desa Bukit Batu, Mahendra, disaksikan warga dan relawan. Selain uang tunai, PGRI juga menyalurkan pakaian layak pakai untuk memenuhi kebutuhan harian para korban.


“Ini adalah sumbangan dari hati yang tulus, hasil kepedulian orang tua murid, guru, hingga kepala sekolah. PGRI hanya menjadi wadah penghubungnya. Alhamdulillah terkumpul Rp54.371.000. Semoga bisa sedikit meringankan beban saudara-saudara kita yang kehilangan rumah,” tutur Dunny.

Ia menegaskan, musibah ini telah membangkitkan rasa solidaritas besar dari dunia pendidikan. “Empati ini menjadi bukti nyata bahwa keluarga besar pendidikan tidak hanya mendidik di kelas, tapi juga hadir di tengah masyarakat yang sedang kesulitan,” tambahnya.

Aksi sosial ini juga mendapat dukungan dari para jurnalis yang tergabung dalam Forum Wartawan Bukit Batu, antara lain Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Forum Wartawan Bukit Batu Siak Kecil (FWBS), dan Aliansi Wartawan Mandiri (AWAM). Kehadiran para wartawan bukan hanya untuk meliput, tetapi ikut langsung menyalurkan kepedulian.

Bagi Kepala Desa Bukit Batu, Mahendra, bantuan ini ibarat embun penyejuk di tengah duka. Ia kembali teringat detik-detik kebakaran pada Minggu dini hari (20/9/2025), ketika api yang dipicu angin laut dengan cepat menjalar dan menghanguskan enam rumah warga.

“Bayangkan, hanya dengan satu mesin robin warga berusaha memadamkan api. Dalam waktu sepuluh menit, rumah-rumah sudah terbakar satu per satu. Kalau pemadam datang terlambat, bisa-bisa setengah kampung ini habis,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Mahendra menyebut, musibah ini merupakan kebakaran terbesar dalam lima dekade terakhir di Bukit Batu. Ia pun menghitung, biaya untuk membangun kembali satu rumah minimal mencapai Rp70 juta. Meski begitu, semangat gotong royong masyarakat, termasuk dukungan dari PGRI dan wartawan, memberi harapan baru.

Hingga kini, total bantuan yang terkumpul dari berbagai pihak sudah menembus Rp200 juta. Dana itu akan dikelola secara transparan dan disalurkan langsung untuk mempercepat pemulihan korban. “Bantuan ini luar biasa. Jika ada sisa, tentu akan kami salurkan kembali kepada masyarakat lain yang membutuhkan,” tegas Mahendra.

Musibah kebakaran ini memang meninggalkan luka, tapi juga memperlihatkan betapa eratnya ikatan sosial di tengah masyarakat. Dari ruang kelas hingga ruang redaksi, semua bahu-membahu untuk satu tujuan: mengembalikan senyum enam keluarga yang kehilangan rumahnya.(WIN)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)